Rabu, 24 Agustus 2011

Albania

Di tenggara Eropa, yaitu kawasan yang dikenal dengan nama Balkan, terletak Albania. Negara ini memiliki jumlah penduduk 3,5 juta orang, 70% penduduknya beragama Islam dan sisanya Kristen. Luas wilayah sekitar 30 ribu kilometer persegi. Negara ini di masa lampau sempat berada di bawah kekuasaan imperium-imperium besar seperti Yunan, Roma, dan Ottoman. Meskipun pada era pendudukan Romawi Albania sempat menjadi kawasan berpeduduk Kristen, namun menyusul kemunculan Islam, terjalinlah hubungan antara bangsa Albania dengan orang-orang muslim. Dengan berimigrasinya kaum muslimin dan berdatangannya para muballig dan pedagang ke Albania, Islam secara bertahap meluas di Albania.
Penguasaan imperium Ottoman terhadap Albania mulai tahun 1430 hingga lima abad kemudian, telah membuat Islam semakin tersebar di negara itu. Pada tahun 1912, Albania meraih kemerdekaannya. Namun pada tahun 1945, dengan naiknya Enver Hoxha yang menganut paham komunis ke kursi kepresidenan, orang-orang Albania mengalami era pemerintahan yang represif dan mencekam. Enver Hoxha membelenggu kebebasan agama orang-orang Albania, dan bahkan sampai menghancurkan masjid-masjid di negara itu.
Setelah meninggalnya Enver Hoxha pada tahun 1985 dan melemahnya rezim komunis, kondisi di negara itu pun mengalami perubahan. Pada tahun 1990, aktivitas yayasan relijius dan masjid-masjid kembali meraih kebebasan. Pada bulan Maret tahun berikutnya, diadakan pemilu parlemen yang bebas untuk pertamakalinya. Presiden Sali Berisha adalah presiden pertama Albania pasca era komunis. Pada masa pemerintahannya, digalakkan usaha-usaha pembangunan kembali tempat-tempat ibadah dan perluasan hubungan dengan negara-negara muslim. Bahkan pada masa itulah Albania resmi menjadi anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI). Namun pada tahun-tahun kemudian, perhatian pemerintah Albania terhadap Islam menjadi berkurang.

Rakyat Albania mudah menerima ajaran Islam karena selama berabad-abad mereka berada di bawah kezaliman para penguasa. Sementara itu, ajaran Islam memberi mereka semangat untuk melawan kezaliman. Islam adalah agama yang mengajarkan prinsip keadilan, kebebasan, dan persaudaraan. Prinsip-prinsip Islam inilah yang menarik orang–orang Albania terhadap Islam. Pada era komunis, orang-orang Albania berada di bawah tekanan dan represi, namun cahaya Islam tetap menyala di hati mereka.
Kehidupan persaudaraan antar etnis, demikian juga antara kaum muslimin dan kaum Kristen di Albania juga menarik untuk diamati. Mereka hidup berdampingan dengan rukun satu sama lain. Data pada tahun 2004 yang dikeluarkan secara bersama oleh Departemen Luar Negeri dan Pusat data statistik menunjukkan bahwa keragaman etnis dan agama di Albania masih tetap terjaga. Disebutkan bahwa etnis Albania dengan jumlah 98,6% merupakan etnis mayoritas. Disusul dengan Yunani 1,17%, dan etnis-etnis lainnya seperti Roma, Serbia, Montenegro Makedoni, Mesir, dan Bulgaria sebesar 0,23%. Sementara itu, secara agama, Islam menempati posisi mayoritas yaitu 70%, Kristen Orthodox 20%, dan Katolik Roma 10%.
Masjid selalu menjadi pusat dari kegiatan kaum muslimin karena masjid memberikan semangat dan makrifat kepada mereka. Begitu pula di Albania, masjid memiliki peranan penting dalam menumbuhkan semangat keislaman di hati kaum muslimin negara itu. Di setiap lapangan utama pada setiap kota di Albania selalu terdapat sebuah masjid. Hal ini membuktikan bahwa masjid adalah tempat yang sangat penting di mata masyarakat Albania. Sebelumn berkuasanya rezim komunis, jumlah masjid di negara itu mencapai 600 buah dan memiliki peran yang lebih aktif daripada era sekarang ini. Selama pemerintahan rezim komunis, masjid-masjid di negara itu ditutup dan sebagiannya bahkan dihancurkan. Setelah keruntuhan rezim komunis, masjid-masjid itu kembali dibangun dan sekarang ini jumlah masjid yang aktif melakukan berbagai kegiatan keagamaan mencapai 350 buah. Selain masjid, juga ada pusat-pusat kegiatan kaum muslimin lainnya, misalnya husainiyah atau yayasan-yayasan keislaman.
Pengajaran agama Islam secara formal di Albania dilakukan secara terpusat. Dengan kata lain, beberapa lembaga pengajaran tertentu di Albania memiliki tanggung jawab dalam mengajarkan agama Islam kepada para pelajar. Lembaga-lembaga pengajaran ini merupakan pengganti dari sekolah-sekolah agama yang sebelumnya melakukan kegiatan secara terpisah-pisah dan tersebar di setiap masjid. Lembaga pengajaran agama terbesar berlokasi di Tirana, ibukota Albania. Di sekolah agama ini, Islam diajarkan sedemikian rupa agar terhindar dari pertentangan antar mazhab. Lulusan dari lembaga pengajaran ini memiliki peran besar dalam membangkitkan semangat keislaman kaum muslimin pada era komunis dan akibatnya banyak pula di antara mereka yang dipenjarakanoleh rezim komunis.
Sementara itu, kelompok politik atau partai-partai Islam tidak banyak berdiri di Albania. Mungkin hal ini disebabkan karena panjangnya masa pemerintahan rezim komunis yang sangat represif dan selalu menghalangi kegiatan-kegiatan politik non-komunis. Lembaga Islam terbesar di Albania saat ini,yang juga mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah adalah Komite Muslim Albania. Masrasah Islami Tirana adalah lembaga pengajaranyang berada di bawah Komite Muslim Albania. Di setiap kota, terdapat cabang dari komite ini dan melakukan berbagai kegiatan keislaman di kota tersebut. Selain Komite Muslim Albania, juga ada lembaga-lembaga lain, seperti Organisasi Cendekiawan Muslim, Organisasi Muslimah, atau Organisasi Pemuda Muslim Albania. Selain itu, kaum muslimin Albania juga memiliki sebuah Pusat Dialog Agama, demi menjalin persatuan dan membela hak-hak kaum muslimin di negara ini.
Meskipun Islam adalah agama mayoritas rakyat Albania dan ke-Islam-an telah menjadi jati diri mayoritas rakyat negara itu, namun perhatian yang ditunjukkan pemerintah Albania terhadap perluasan pengajaran Islam tidak memuaskan. Dalam UUD negara ini, Islam tidak disebut sebagai agama resmi negara. Bahkan, dewasa ini tampak usaha-usaha untuk menjadikan negara muslim ini sebagai negara sekuler. Hal ini antara lain merupakan akibat dari letak geografisnya di Eropa, yaitu di tengah negara-negara non Islam dan juga akibat dari sisa-sisa peninggalan era komunis dulu.
Dalam menghadapi situasi seperti ini, diperlukan peran aktif dari rakyat Albania sendiri agar Islam menjadi semakin berkembang dan mewarnai berbagai dimensi kehidupan masyarakat. Apalagi, masa lalu Albania yang dibawah penindasan rezim komunis telah membuat negara ini menjadi salah satu negara miskin di Eropa dan menghadapi banyak permasalahan sosial. Berpegang kembali kepada Islam secara benar adalah satu-satunya jalan untuk keluar dari kemelut itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar