Rabu, 24 Agustus 2011

Azerbaijan

Diperkirakan sekitar 93 persen penduduk Azerbaijan adalah secara nominal sebagai Muslim. Azerbaijan adalah negara sekuler. Saldo penduduk memeluk kepercayaan lain atau tidak beragama, meskipun mereka tidak diwakili secara resmi. Di antara mayoritas muslim, praktik keagamaan adalah agak rendah dan identitas muslim lebih berbasis kebudayaan dan ethnik bukan agama; demikian, para imam melaporkan peningkatan kehadiran ke masjid setelah 2003. Populasi muslim diperkirakan 85 persen Syi'ah dan 15 persen Sunni; perbedaan ini secara traditional tidak jelas.
Islam tiba di Azerbaijan dengan kedatangan orang Arab pada abad ke-7, bertahap menggantikan Zoroastrianisme dan kepercayaan panag Azerbaijani. Pada abad ke-7 dan abad ke-8, kebanyakan pengikut Zoroastrians pindah ke India, di mana mereka disebut Persia. Sehingga Bolshevik Soviet menghentikan praktik ini, pengunjung Zoroastrian dari India dan Iran mengembara ke Azerbaijan untuk menyembah tapak suci, termasuk Kuil Ateshgah Temple di Surakhany di Semenanjung Apsheron.
Pada abad ke-16, shah pertama bagi Dinasti Safavid, Ismail I (r. 1486-1524), mendirikan Islam Syi'ah sebagai agama resmi, meskipun sebagian besar penduduk Azerbaijanis kekal sebagai Sunni. Istana Safavid dipengaruhi oleh kedua pengaruh Turki (Sunni) dan Iran (Syi'ah), bagaimanapun, yang memperkuat dasar dua agama dan kebudayaan Azerbaijani pada periode tersebut. Sebagaimana lain-lain tempat dalam dunia Muslim, kedua cabang Islam bertikai di Azerbaijan. Penegakan Islam Syi'ah sebagai agama resmi menimbulkan pergeseran antara pemerintah Safavid di Azerbaijan dan pemerintahan Sunnis di Kesultanan Utsmaniyah samping.
Sebagaimana Republik Georgia, bila tidak ada perestroika (reformasi) yang dicanangkan oleh Mikhail Gorbachev, mantan Presiden Uni Soviet dekade 90-an yang lalu, maka Republik Azerbaijan, tak mudah dikenali seperti saat ini. Azerbaijan dikenal sebagai sebuah negara di semenanung Balkan (sepenggal wilayah Eropa) yang mayoritas penduduknya beragama Islam sejak tahun 642 Masehi. Konflik berkepanjangan dengan Armenia, negara tetangganya, terjadi karena masalah Nagorno-Karabakh yang menyita perhatian dunia pada tahun 1980 hingga saat ini, suatu wilayah di Azerbaijan yang didominasi oleh penganut Kristen Ortodox.
Dengan luas wilayah 86.600 km2, sedikit lebih kecil dari negara bagian Maine Amerika Serikat, Republik Azerbaijan mempunyai iklim kering dengan padang rumput yang luas. Negara ini berbatasan dengan Rusia, Iran, Armenia, dan Laut Caspia. Berpenduduk sekitar 7.911.974 orang, terdiri dari berbagai suku, antara lain Azeri, Dagestan, Rusia, Armenia, mayoritas beragama Islam (93,4%), Kristen Ortodox (4,8%) dan lainnya 1,8%. Angka pertumbuhan penduduk rata-rata di bawah 0,59% per-tahun, angka kelahiran 10,4 per-1000, dan angka kematian 9,86 per-1000. Bahasa nasional mereka adalah Azerbaijan, di samping bahasa Rusia, dan Armenia.
Ekonomi
Azerbaijan adalah negara baru bekas jajahan Uni Sovyet yang termasuk beruntung mempunyai sumber cadangan minyak yang cukup besar, dan oleh karenanya menjadi sumber devisa nomer satu bagi Azerbaijan. Kegiatan utama perekonomiannya didominasi oleh bidang jasa (40,2%), industri (45,7%) dan pertanian (14,1%). Azerbaijan termasuk negara yang sukses dalam mengembangkan perekonomiannya, dan tidak memerlukan uluran tangan dari lembaga-lembaga keuangan dunia, seperti IMF maupun Bak Dunia. Walaupun tanpa bantuan lembaga keuangan dunia, Azerbaijan cukup mampu mengendalikan inflasi. Indikatornya adalah pertumbuhan ekonominya cukup fantastik mencapai sekitar 9,8% (2004), inflasi hanya sebesar 4,6% dan income per-kapita sebesar US $ 3,800. Dengan angkatan kerja sebanyak 5,09 juta orang, 41% diserap oleh pertanian dan kehutanan, jasa 52% dan industri 7%, Sebagaimana Georgia, Azerbaijan termasuk negara yang cukup kaya di Eropa Timur.
Produk pertaniannya berkisar pada kapas, padi-padian, beras, anggur, buah-buah-buahan, sayuran, teh, tembakau, ternak kambing dan domba serta babi. Sedangkan industrinya berkisar pada minyak dan gas, baja, biji besi, semen, kimia dan petrokimia serta tekstil. Hasil komoditi yang dieksport minyak dan gas (90%), mesin, kapas, dan makanan olahan. Negara tujuan eksport adalah Italia, Ceko, Jerman, Turki, Rusia, Georgia dan Perancis. Sedangkan komoditi yang diimport adalah mesin dan peralatannya, produk minyak, makanan olahan, dan kimia. Import berasal dari Inggris, Turki, Rusia, Jerman, Belanda, Amerika Serikat, Italia dan Ukraina. Indonesia belum termasuk di dalamnya. Mata uang yang digunakan adalah Azerbaijan Manat (AZM), dan US $ 1,- senilai 4,913.48 AZM.
Sejarah Pemerintahan
Republic Azerbaijan dengan ibukotanya BAKU, terbagi dalam 59 rayons, 11 cities dan 1 republik otonom, memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada tanggal 30 Agustus 1991, sedangkan hari nasional diperingati setiap tanggal 28 Mei. Karena didasarkan pada berdirinya Republik Demokratik Azerbaijan pada tanggal 28 Mei 1918. Sejak abad ke-10 sebelum Masehi, Azerbaijan telah diperintah oleh beberapa kerajaan, antara lain Mannai dan Medes. Kerajaan Medes yang berbasis pada penduduk Indo-Eropa kuno lebih berjaya, namun kejayaan kerajaan ini mengundang kerajaan lain di luar Azerbaijan untuk mengekspansi, antara lain dari Persia, Yunan, Roma dan Albania. Puncaknya adalah ketika tentara Arab (Islam) menyerbu Azerbaijan pada abad ke-7 (642 M.), menaklukkan tentara Kristen. Selanjutnya Azerbaijan dikuasai oleh Turki pada abad ke-11 hingga abad ke-18, dan pada akhirnya Rusia (Uni Sovyet) menganeksasinya hingga abad ke-20.
Uni Sovyet mendominasi Azerbaijan cukup lama, dua abad lamanya. Mereka menguasai pemerintahan dan bisnis minyak, sehingga orang-orang Azeri terpinggirkan, dan hanya menguasai sektor swasta. Bibit untuk memperoleh kemerdekaan dari Uni Sovyet dimulai pada tahun 1903 ketika para intelektual Azeri membentuk badan yang disebut Himmat dan berubah menjadi Musavat pada tahun 1912. Ketika terjadi Revolusi Bolshevik tahun 1917, orang-orang Rusia dan Armenia (kebanyakan tinggal di Nagorno-Karabakh, yang kemudian hari bentrok dengan pemerintah Azerbaijan) yang berada di Azerbaijan mendeklarasikan republik marxis, sedangkan para nasionalis muslim mendirikan Republik Demokratik Rakyat Azerbaijan pada bulan Mei 1918, sekaligus membentuk tentara Islam dengan bantuan pemerintahan Ottoman Turki.
Invasi Uni Sovyet ke Azerbaijan dilakukan pada tahun 1922 dan berkuasa secara mutlak selama 71 tahun hingga tahun 1991, dan selama itu pula, mereka mengontrol politik dan ekonomi Azerbaijan secara ketat. Presiden komunis pertama Azerbaijan adalah Nariman Narimanov, namun beliu akhirnya dibunuh oleh agen Stalin pada tahun 1925, dan untuk selanjutnya Azerbaijan di bawah cengkeraman Moskow. Pada tahun 1969, muncul pemimpin baru yaitu Heydar Aliyev, pemimpin Partai Komunis Azerbaijan, dan menjadi anggota penuh politbiro Uni Soviet tahun 1982, menjadi tokoh penting Azerbaijan. Peristiwa penting lain di Azerbaijan adalah ketika Nagorno-Karabakh yang mayoritas penduduknya orang-orang Armenia ingin memisahkan diri dari Azerbaijan dan ingin bergabung dengan Armenia pada tahun 1980. Tentu saja hal tersebut ditolak oleh pemerintah Uni Soviet, walaupun trend glasnost dan perestroika sedang marak di seluruh kekuasaan Uni Soviet tahun 1988. Akibatnya terjadi bentrok dahsyat antara orang-orang Armenia dan Azeri. Pada Januari 1990, tank-tank Soviet menyerang ibukota Baku untuk melindungi orang-orang Armenia. Kejadian ini dikenal dengan Black Januari, yang menewaskan kurang lebih 100 orang Azeri, dan akibatnya banyak orang Armenia dan Azeri meninggalkan Azerbaijan.
Karena terjadi eskalasi perang dalam skala penuh, maka pada bulan Agustus 1991, Ayaz Mutalibov, mendeklarasikan berdirinya Republik Azerbaijan, dan beliau sekaligus diangkat sebagai Presiden pertama setelah berakhir invasi Uni Soviet. Namun persoalan Nagorno-Karabakh tetap menjadi duri dalam daging, karena pada tahun itu juga orang-orang Armenia menyerang orang-orang Azeri dan menewaskan tak kurang 600 orang.
Pada Juni 1992 diadakan pemilihan presiden, dan Abulfaz Elchibey terpilih sebagai presiden. Namun pada pemerintahan Elchibey, kondisi Azerbaijan tidak semakin membaik, justru timbul chaos, pertama karena masalah Nagorno-Karabakh, dan kedua karena peran militer yang tidak kondusif. Akhirnya, National Council pada Juni 1993 menunjuk Heydar Aliyev, mantan anggota KGB dan pemimpin Partai Komunis Azerbaijan sebagai Presiden menggantikan Elchibey. Pada bulan Oktober 1993, ketika pemilihan presiden diselenggarakan walaupun terjadi boikot, Heydar Aliyev memperoleh suara sebanyak 98.8%, dan terpilih sebagai presiden. Pada pemerintahan Heydar Aliyev inilah situasi Azerbaijan agak tenang, walaupun diselingi adanya kudeta dan terbunuhnya 20.000 orang dan jutaan lainnya menjadi pengungsi pada tahun 1994 karena masalah Nagorno-Karabakh. Heydar Aliyev terpilih kembali sebagai presiden pada tahun 1998.
Karena kondisi kesehatannya, pada pemilu Oktober 2003, Heydar Aliyev merekomendasikan putra lelakinya, Ilham Aliyev untuk mengikuti pemilihan presiden, dan terbukti Ilham Aliyev dapat memenangkannya dan pada tanggal 31 Oktober 2003 dikukuhkan sebagai Presiden Azerbaijan. Sayangnya, Heyder Aliyev tak dapat melihat lebih lama putranya menjadi presiden, karena pada tanggal 12 Desember 2003 beliau wafat di sebuah klinik di Cleveland, Ohio Amerika Serikat. Ilham Aliyev dipuji oleh banyak orang (walaupun mantan playboy), karena kecerdasannya, murah senyum dan speaks fluent English, serta mempunyai link khusus dengan CIA, di samping mewarisi karisma ayahnya.
Perkembangan Islam di Azerbaijan
Sebagaimana dirilis oleh Wikipedia, the free ecyclopedia, Islam masuk ke Azerbaijan pada abad ke-7 (tahun 642), bertepatan dengan invasi Arab ke negara tersebut dan secara berangsur-angsur menggantikan posisi Zoroaster dan aliran animisme di negara tersebut, hingga jumlah pemeluknya mencapai 96% dari total penduduk. Imperium Bani Seljuk Turki pada abad ke-10 masuk ke Azerbaijan dan mengalahkan imperium Byzantium pada abad ke-11 dan terjadilah kawin campur antara bangsa Turki dan Persia. Pada abad ke-13, Mongol masuk Azerbaijan ketika Temudjin atau Genghis Khan.
Kejayaan Islam di Azerbaijan semakin terasa, ketika Dinasti Safavid berkuasa di Azerbaijan pada abad ke-15. Shah (raja) pertama dinasti Safavid, yaitu Shah Ismail I (1486-1524) mendeklarasikan paham Syiah Islam sebagai agama resmi negara, walaupun mayoritas penganut Islam di Azerbaijan adalah Sunni. Hal ini menimbulkan ketidaksenangan pemerintahan Ottoman Turki yang menganut paham sunni.
Pada abad ke-19, banyak warga muslim sunni Azeri bermigrasi dari Rusia ke Azerbaijan, namun jumlah penganut Syiah pada akhir abad ke-19 terlanjur menjadi mayoritas di Azerbaijan (70%), sedangkan Sunni 30%. Para penganut Syi’ah maupun Sunni, akhirnya bersepakat untuk mengurangi ketegangan dan lebih menjunjung perasaan nasionalismenya sebagai warga Azerbaijan. Ketika Uni Soviet menginvasi Azerbaijan pada tahun 1806, dan menjadi bagian tak terpisahkan dengan Uni Soviet tahun 1920, di Azerbaijan terdapat 2.000 masjid. Namun sedihnya, setelah Uni Soviet menguasai Azerbaijan dan pengaruh komunis Soviet sangat mendalam, maka keberadaan Islam di Azerbaijan tercabik-cabik, sehingga pada tahun 1930 sampai perang dunia kedua, banyak masjid yang ditutup. Hal ini berlanjut hingga tahun 1980, sehingga masjid di ibukota Baku saja hanya tingal 2 (dua) masjid besar dan 5 (lima) masjid kecil.
Alhamdulillah, ketika Azerbaijan memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada tahun 1991, kehidupan agama Islam bangkit kembali. Pembangunan masjid dan pembelajaran terhadap Islam tumbuh pesat, serta bantuan dari negara Islam, seperti Saudi Arabia, Iran dan Oman masuk dengan deras. Namun pengaruh Uni Soviet tetap terasa. Indikatornya, walaupun Islam dipeluk oleh 96% warga Azerbaijan, negara tidak otomatis mengadopsi Islam sebagai dasar negara. Pada Artikel 6 Undang-Undang Dasar Azerbaijan disebutkan bahwa ‘Azerbaijan adalah negara sekuler’. Demikian pula peran politikus Islam, sangat terbatas, baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar