Selasa, 16 Agustus 2011

kamerun

Penduduk Muslim di Kamerun terdiri dari sekitar 24 persen dari sekitar 21 juta penduduk Kamerun.[1] Fulani, sebuah kelompok nomaden pastoral, yang menyebarkan di awal abad ke-19 Afrika Barat terutama melalui aktivitas komersial dan persaudaraan sufi (Qadiri dan Tijani). Di provinsi-provinsi utara, Fulani lokal yang sangat dominan adalah Muslim. Kelompok etnis lain, disebut sebagai Kirdi, umumnya berpraktek beberapa bentuk ajaran Islam. Kelompok etnis Bamoun di Provinsi Barat juga sebagian besar Muslim.

Lamido (jamak Lamibe) adalah istilah dalam bahasa Fulbe yang berarti pemimpin. Gelar ini digunakan di berbagai masyarakat Islam di Afrika barat. Gelar Baban-Lamido digunakan di Adamawa, Kamerun, sejak pendiriannya pada 1809.

Ngaoundéré ialah ibukota Provinsi Adamaoua, Kamerun. Kota berpenduduk 189.800 (2001) ini juga ibukota Departemen Vina. Nama kota ini berasal dari gunung di dekat kota ini. Mayoritas penduduk kota ini memeluk Islam. Det Norske Misjonselskap pertama kali mendirikan markas misi di kota ini pada tahun 1920-an.




Maroua ialah ibukota Provinsi Ujung Utara, Kamerun. Kota ini terletak di Sungai Ferngo dan Kaliao. Pusat industri kapas ini berpenduduk sekitar 299.600 jiwa. Kota ini memiliki sebuah bandara yang terletak dekat Salak, sebuah museum budaya dan etnografi. Di utara kota terdapat Taman Nasional Waza yang terkenal. Di selatan kota ini ada pangkalan militer besar milik angkatan intervensi cepat BIR. Gunung Maroua mendominasi kaki langit kota ini. Iklimnya berciri Sahel, panas dan kering sepanjang tahun. Agama dominan adalah Islam Sufi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar